Gowa – “Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik, Innal
Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk Laa Syarikalak”, kumandang Talbiyah yang
diucapkan secara bersahut-sahutan oleh siswa-siswi Rumah Sekolah Cendekia terus
bergema di sepanjang pagi (jumat 9 september 2016) . Bertempat di halaman Rumah
Sekolah Cendekia diselenggarakan kegiatan peragaan manasik haji bagi siswa-siswi
mulai dari PG, TK, sampai SD. Kegiatan tersebut tidak hanya diikuti oleh siswa,
namun juga melibatkan guru dan staf sekolah.
Kegiatan manasik haji diselenggarakan mulai pukul 08.00
sampai pukul 10.00 . siswa-siswi terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan
tersebut. Tampak sesekali mereka menanyakan kepada guru terkait atribut yang
digunakan pada saat kegiatan manasik. Salah satunya Airin, siswi taman
kanak-kanak tersebut aktif menanyakan atribut-atribut yang dipakai selama
manasik. “bu guru, ini namanya apa?” Kata Airin sambil menunjukkan kain hitam
pada miniatur ka’bah.
Prosesi manasik haji dimulai dari miqat dibeberapa tempat,
lalu dilanjutkan dengan Thawaf, Sai, mabit di Mina, Wuquf di padang Arafah, mabit
di Musdalifah, melontar Jumrah, dan Tahalul. Selain prosesi manasik haji,
siswa-siswi Rumah Sekolah Cendekia juga melakukan praktek pelaksanaan shalat Ied
dan sebagai penutup dari rangkaian kegiatan, siswa-siswi menyantap buah kurma
dan sup kelapa mudah.
Ada pepatah
yang mengatakan mendidik anak secara
tegas dan disiplin di saat kecil ibarat mengukir diatas batu, sesuatu
yang akan membekas kedalam memori mereka, melalui posesi manasik haji, para
guru berharap siswa dapat mengenal urutan dan tata cara ibadah haji, mengetahui
siapa saja yang berkewajiban untuk menjalankan seluruh prosesi yang
membutuhklan stamina dan energi yang banyak, dapat belajar tertib dalam kondisi
apapun, mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, dan lebih
dari itu, tujuan dari diadakannya manasik haji adalah untuk memperkenalkan haji
sebagai mukhtamar sedunia.yakni ibadah dimana semua umat muslim dari segala pelosok
dunia berkumpul di Arafah untuk bermunajab, mendekatkan diri pada yang maha
kuasa, dan sesama umat muslim lainnya. Suatu pertemuan berkala yang terbesar
dimana jutaan “hujjaj” saling bertemu dan kenal mengenal.
Komentar
Posting Komentar