Berkunjung ke Sekolahnya Manusia di Cibubur.

Berkunjung ke Sekolahnya Manusia di Cibubur. Seorang siswa “special need” menghampiri babe, demikian pak Andi selaku kepala sekolah School of Human (SOH) yang terletak di daerah Cibubur itu digelari oleh siswa-siswanya. Saat duduk mengobrol di ruang tamu, beberapa siswa juga lalu lalang di sekitar kami dan menyapa babe dengan “hai” yang oleh babe dijawab dengan sapaan yang sama. Tak lama kemudian, serombongan siswa ikut mengambil bagian di sofa tempat dimana kami berbincang, tertawa-tawa bersama babe, menatap layar gadget, si special need sedang memperlihatkan temuannya dari hasil browsing. Siswa-siwa ini baru saja menyelesaikan kelasnya. Ternyata lagu yang barusan kami dengar adalah suara bel pulang. “Beginilah cara kami menghadapi anak-anak yang mulai beranjak remaja ini, mendekati dan memahami dunia mereka” demikian pak Andi menjelaskan. Ketika kami menanyakan, bagaimana mereka menghindari hal negative dari penggunaan gadget pada anak-anak, babe mengatakan, gadget itu adalah kemudahan yang diberikan zaman kepada generasi sekarang, jadi ia seharusnya bukan musuh tetapi hanya perlu disiasati agar menjadi benda berguna bagi anak-anak, tentu guru dan orang tua harus punya andil besar dalam mengawal anak-anak agar dapat bertanggungjawab menggunakannya. Hal yang mengembirakan, karena hari itu pak Munif Chatib pencetus Sekolahnya Manusia dan pendiri School of Human sedang berada di tempat, memberikan mata pelajaran Problem Solving, salah satu mata pelajaran wajib di SOH, dua pelajaran wajib sisanya adalah life skill dan creativity. Oleh pak Munif dan seorang staff SOH mengantar kami berkeliling sekolah, melihat aktifitas para siswa dan pengajar. Sepanjang kami, saya dan bu Nana berkeliling, hampir semua siswa menyapa pak Munif dengan panggilan “Baba” tanpa segan, tanpa jarak, sebutan untuk masing-masing guru juga berbeda bergantung usianya, ada yang dipanggil “paman”, “pak de”, “emak”, “kakak” dan beberapa panggilan akrab yang sering kita dengar ada dalam sebuah keluarga. Satu lagi, anak-anak di SOH juga tidak berseragam. Kata pak Munif “inilah cara kami merangkul dan membuat mereka mencintai sekolah dan belajar”. Di SOH, hampir semua dinding berbicara, entah itu oleh karya siswa-siwanya, atau quote motivasi, sekolah yang di dominasi warna biru dan merah salem itu semakin apik dengan penataan taman di sampingnya yang dibuat untuk mereka yang bukan hanya ingin menikmati semilir angin sore tetapi juga tempat berdiskusi. Yaah… Mungkin beginilah seharusnya Sekolahnya Manusia. Cibubur, 23 Agustus 2016 (Ima/Cendekia News)






Komentar