Jam menunjukkan pukul 1 siang. Sudah waktunya anak-anak tidur siang. Sebagian besar anak sudah mulai tidur. Tapi keheningan di kelas PG tiba-tiba terusik oleh suara dua orang anak yang saling berebut seprei alas tidur.
“Ini sepreiku, ini sepreiku.” Bilal tegas mempertahankan seprei yang sudah terpasang di kasurnya.
Tidak mau kalah, Nahda juga mengakui seprei yang sudah terpasang di kasur sebagai sepreinya. Bu Guru masih mengamati dari jauh menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Rebutan seprei terus berlangsung dan akhirnya berhenti saat Bilal menunjukkan kepada Nahda “buktinya.”
“Ini sepreiku. Lihat! Ini ada bacaan ‘Bilal’. Itu namaku.” Dengan penuh percaya diri Bilal menunjuk tulisan di seprei. Nahda langsung terdiam dan mengambil seprei lain. Tak lama kemudian, anak-anakpun tertidur.
Ibu guru yang sedikit heran dengan keributan kecil tadi lalu beranjak ke tempat Bilal untuk mengamati seprei yang dimaksud. “Apa benar sekarang nama setiap anak tertulis diseprei? Dan apa benar Bilal sudah bisa membaca namanya sendiri?” Pikir Bu Guru. Ternyata di seprei Bilal memang ada tulisan yang tertera jelas sekali. Namun entah apa jadinya jika saja Nahda tahu kalau tulisan di seprei itu bacanya “Hello Kitty”.
Komentar
Posting Komentar