Pagi hari yang cerah. Halaman sekolah ramai dengan anak yang asyik bermain. Mereka bermain di titian tali, di flying fox, bermain ayunan, bermain kejar-kejaran, atau sekedar ngobrol bersama. Seluruhnya berwajah riang gembira.
Tiba-tiba sebuah bentor berhenti di depan pagar sekolah. Dari dalam bentor tersebut keluarlah seorang ibu sambil menggendong seorang gadis kecil yang sesekali melihat ke halaman sekolah dan kemudian berbalik lagi menyembunyikan wajahnya di pundak sang ibu. Ternyata Aisha dan maminya.
Sambil berjalan masuk ke halaman sekolah, sang ibu tidak henti-hentinya berbicara dengan maksud agar si anak tertarik kembali untuk bersekolah. Selama beberapa waktu Aisha dan mami menang berlibur di Kalimantan tempat ayah Aisha bekerja.
Ya, sama dengan anak lain yang harus beradaptasi dengan lingkungan baru, Aisha terlihat enggan berpisah dengan sang Mami. Sesekali dia bahkan terlihat ingin menangis, tapi Mami dengan sikap yang tegas tapi lembut terus mengajaknya berbicara tentang hal-hal menarik yang bisa Aisha dapatkan di sekolah. Ibu guru yang berada di dekat mereka pun sesekali menimpali dan membenarkan apa yang dikatakan Mami supaya Aisha tidak segan bertemu kembali dengan Bu Guru.
Tak lama kemudian, Aisha pun dengan sukarela mau turun dari gendongan Mami dan mengerti bahwa sudah waktunya kembali berkumpul bersama teman-teman, mempelajari banyak hal dari kegiatan bermain bersama teman, sambil menunggu Mami yang akan menjemputnya kembali di sore hari, ketika Mami sudah selesai dengan pekerjaannya di kantor.
Hmm.. anak-anak memang hanya perlu diberikan pengertian. Dengan kesabaran dan penjelasan yang baik, mereka biasanya selalu bisa diajak bekerjasama.
--Ibu Asih--
Komentar
Posting Komentar