Selama beberapa hari anak-anak SD kelas 1 belajar membuat paper quilling. Selain untuk melatih motorik halus mereka, kegiatan ini juga sekaligus mengenalkan berbagai jenis bentuk binatang dan tumbuhan.
Hari Senin, Bu Guru masuk ke kelas 1, mereka akan belajar sains. Secara demonstratif Ibu guru memperlihatkan sebuah kotak yang salah satu sisinya adalah plastik bening sehingga benda di dalamnya terlihat jelas. Seperti biasa, anak-anak selalu penuh perhatian bila ibu guru membawa sesuatu yang berbeda ke dalam kelas.
“Apa itu Bu? Ibu guru bawa apa? Ibu, boleh lihat?”
Anak-anak ramai bertanya sambil mengerumuni ibu guru dengan rasa penasaran.
“Nah, anak-anak coba lihat...” Ibu guru berkata pendek sambil memperlihatkan isi kotaknya yang berisi paper quilling aneka bentuk binatang.
“Wah..aku mau juga mau buat..”
“Ibu, saya diajar ya cara bikinnya.”
“Bu, saya mau buat laba-laba, saya juga mau buat yang kura-kura.”
“Ibu..Ibu..” Kelaspun jadi ramai, karena semua anak minta didengar.
Sebelum mulai kegiatan setiap anak harus menceritakan lebih dahulu ciri-ciri hewan yang akan dibuat papaerquilling. Semua anak antusias menunjuk jari agar mereka dahulu yang bercerita. Setelah semuanya selesai bercerita tentang ciri-ciri hewan masing-masing, Ibu guru lalu memperlihatkan cara menggulung kertas untuk membuat aneka bentuk hewan dengan tehnik paperquilling. Maka kelaspun akhirnya menjadi hening karena semua anak belajar menggulung kertas dengan benar, meski sebagian besar memerlukan bantuan untuk bisa menggulung dengan baik.
Tidak terasa, waktu 1 jam pelajaranpun berlalu. Semua anak harus sholat Dhuhur. Tapi tidak ada yang ingin beranjak, hingga harus sampai 3 kali (batas peringatan) bahwa kakak kelas 2 dan kelas 3 sudah menunggu sejak tadi untuk sholat jamaah. Setelah disampaikan bahwa kegiatan akan diteruskan pada pelajaran siang, barulah mereka beranjak.
Selesai sholat dan makan siang, mereka kembali lagi disibukkan oleh kegiatan membuat paperquilling aneka bentuk binatang. Reza yang memilih bentuk laba-laba, nampak berusaha keras untuk menggulung kertas dengan benar. Tidak terasa, ternyata sudah menjelang Ashar. Maka Bu Gurupun menghentikan kegiatan di kelas dan meminta nak-anak untuk bersiap-siap sholat Ashar. Meski enggan karena sebagian besar bentuk binatang mereka belum selesai, siswapun merapikan barang masing-masing ke dalam loker.
“Bu, besok saya mau lanjutkan lagi. Kaki laba-labaku baru selesai satu” Sahut Reza. Bu Guru pun mengiyakan.
Keesokan harinya, Reza menghampiri Bu Guru sambil memperlihatkan laba-labanya yang hanya memiliki satu kaki.
“Ini belum selesai bu. Kalau kaki laba-laba hanya satu, jalannya seperti ini.” Reza lalu memperagakan cara berjalan dengan kaki yang terpincang-pincang.
“Iya nak, Reza gulung dulu kertasnya untuk membuat kaki laba-laba, nanti Bu Guru bantu pasang kakinya.”
Maka Reza pun membuat kaki laba-laba dengan tekun. Menjelang istirahat siang, Reza pun memperlihatkan 7 kaki laba-laba yang telah selesai dibuatnya. Ibu Guru hanya memintanya menyimpan di di atas meja dan memintanya segera bergegas melaksanakan sholat Dzuhur, sementara Ibu Guru menyelesaikan memeriksa pekerjaan siswa yang lain.
Selesai berwudhu, Reza masuk mengambil perlengkapan sholatnya sambil melirik mejanya. Kaki laba-labanya masih di sana, belum juga direkatkan. Tanpa mengucapkan sepatah katapun dia berlalu.
Selesai sholat, waktu mengembalikan perlengkapan sholatnya ke loker, kembali Reza melihat ke mejanya, ternyata kaki laba-labanya sudah tidak ada. Melihat Ibu guru berusaha merekatkan kaki laba-labanya, Rezapun berlalu untuk segera makan siang, namun kali ini dia berlalu dengan senyum tertahan di bibirnya. (Akhirnya aku juga akan punya paperquilling hewan…mungkin begitu yang ada di benaknya.)
Komentar
Posting Komentar