Saat makan siang, ruang makan selalu
ramai dengan celoteh anak-anak yang baru saja selesai belajar. Setelah antri
dengan rapi mengisi piring masing-masing, mereka akan duduk
berkelompok-kelompok mengitari meja
makan. Di tengah meja mereka, biasanya tersedia tambahan sayur dan lauk pauk
untuk berjaga-jaga bila ada anak yang ingin menambah lauk atau sayurnya.
Hidangan makan siang hari itu adalah nasi,
tumis tempe goreng, ikan masak dan terong goreng tepung. Sejumlah anak terlihat
makan dengan nikmat, beberapa yang lain makan sambil ngobrol dan mengaduk-aduk
makanan di piringnya.
Tiba-tiba dari salah satu meja (saya tidak bisa mengenal si anak karena terhalang tubuh
anak lain) terdengar suara, “minta lauknya”.
Bilal, salah seorang teman semejanya lalu terlihat mendekatkan sebuah piring.
“Bukan
yang itu, minta lauk!”
Salah seorang di antara mereka lalu menyodorkan
piring lain.
“Bukan yang itu.”
Mungkin teman-teman semejanya bingung. Dede lalu
berdiri dari kursinya,
mencoba jadi penengah.
“Oh, mungkin dia mau air, laut itu kan
air.”
“Bukan laut, lauk. L a u k. Saya
mau lauk yang itu.” Si anak mungkin menunjuk
sebuah piring yang nampaknya tadi tidak disodorkan oleh si teman.
“Ini bukan lauk. Ini sayur, karena ini
terong.”
Si anak terdiam, menerima piring yang
disodorkan dan kembali melanjutkan makan
siangnya.
---Olle---
Komentar
Posting Komentar