Proyek Sains Dan Proyek Argumentasi

Memancing rasa ingin tahu itu, ibarat "menyalakan api" dan rasa penasaran yang ditimbulkan oleh keingintahuan, ibarat api yang sudah membesarm sulit dipadamkan. Itulah yang terjadi di kelas 4, saat pembelajaran sehari sebelumnya ditutup dengan janji bahwa mereka akan membuat proyek energi alternatif "pemukul drum bertenaga angin".

Hari kamis dengan membawa semua peralatan yang diperlukan, saya memasuki kelas mereka, ternyata di dalam sudah ada guru lain, rupanya ada yang tidak connect dengan jadwal, tapi anak - anak terlanjur melihat saya datang. Maka mereka pun berteriak dari bangku masing - masing.

"Bu, Saya sudah bawa barangnya, " sahut Ari.

"Bu, saya juga bawa kaleng. Saya bawa 2 Bu." Albi ikut berteriak

"Ibu, saya juga bawa besi kecil, karet, semuanya Bu." Teriak Raiyyan.

Demi mencegah keriuhan itu berlanjut, sayapun mengkonfirmasi perubahan jadwal ke Bu Ami, salah satu kepala sekolah kami, karena Bu Adel sedang mengikuti kelas Guardian Angel di Surabaya, soalanya saya merasa belum pernah dikonfirmasi tentang jadwal baru. Ternyata jadwal saya memang bukan kamis pagi. Waktu yang saya janjikan kepada siswa kelas 4 setelah istirahat siang adalah saatnya mereka belajar bahasa Inggris bersama kelas 3. Belum lagi Saya dan Bu Amy membuat keputusan, siswa kelas 4 sudah berbondong - bondong ke kantor untuk tujuan  yang sama,  konfirmasi jadwal! Mereka siap belajar sains, pada saat yang sama mereka diminta bergabung dengan kelas 3 untuk belajar Bahasa Inggris.

"Bu, kenapa sekarang belajar Bahasa Inggris? Tadi pagikan janjinya belajar sains siang." Umar membuka pembicaraan. "Ayo Bu, Kita lihat dulu jadwalnya di meja BU Adel," sambungnya lagi. Kami pun sama - sama melihat jadwal.

"Ya.... Bu, kita sudah bawa semua barang - barangnya, "sahut Raiyyan dengan nada kecewa.

"Kita capek bawa kaleng - kalengnya dari rumah, masa' tidak jadi." Ari ikut menimpali.

"Kita belajar sains saja Bu." Albi malah sudah membuat keputusan sendiri.

"Anak - anak tanya dulu ke Bu Ami, soalnya tadi pagi janjinya dibuat sebelum ibu tahu kalau jadwalnya ternyata berubah." Saya pun menjawab dan mempersilahkan mereka untuk menanyakan langsung ke Bu Ami. Maka ramailah mereka mengemukakan argumentasinya masing - masing yang intinya mereka lebih memilih untuk belajar sains saat itu, namun tetap menyerahkan keputusan pada Bu Ami selaku kepala sekolah.

Akhirnya, Bu Ami membuat keputusan yang diterima dengan senyum puas oleh anak - anak. Mereka tetap akan belajar sains karena semua sudah siap dengan alat - alat dan bahannya, namun pelajaran Bahasa Inggris juga tetap berlangsung namun hanya diikuti oleh siswa kelas 3.

Dengan wajah senag, merekapun berlarian ke atas. Saat melewati kelas 3 yang bersiap belajar bahasa inggris, merekapun melambaikan tangan sambil mengatakan bahwa mereka saat itu akan belajar sains. Akhirnya, proyek sains yang mereka telah persiapkan jadi juga dilaksanakan sesuai waktunya. Hmm... "perjuangan" yang membuahkan hasil bagi semua :)



-- Olle Hamid--


Komentar